Yesus tidak mati disalib tetapi diangkat ke langit – Bahagian 4 – Petikan dari Surah Yohanes dalam Bible

34 Komen


…….Sambungan dari

Yesus tidak mati disalib tetapi diangkat ke langit – Bahagian 3

Assalaamu’alaikum w.b.t……. Seperti biasa adalah dinasihati agar mengawal etika dalam perbicaraan. Tulisan ini adalah dibuktikan secara ilmiah, maka mari kita dialog secara ilmiah , bukannya dengan menggunakan bahasa2 yang tidak bersopan dan tidak beretika.

Daripada Abu Hurairah radiyallahu ‘anh berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda,  “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

“Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredhaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)” Surah Al Ahzaab : Ayat 21

Mari sama2 kita renungkan , perhatikan ayat2 dari Bible ini

Matius 1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.

Markus 1:1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.

Dalam Matius mengatakan Yesus anak Daud, anak Abraham. Daud dan Abraham itu manusia kan? Maka betul lah bahawa Yesus itu anak manusia.

Dalam Markus , tiba2 mengatakan Yesus adalah anak Allah pula. Ya mungkin bagi Kristian itu hanya kiasan. Tetapi bagaimana dengan mazhab yang mengatakan Yesus itu benar2 anak Allah?

Lagi

Antara tanda-tanda kiamat dan peristiwa akhir zaman

87 Komen


Dinasihatkan juga agar berjumpa dengan ustaz2 dan ulamak2 yang muktabar bagi mendapat penjelasan tentang hadith2 ini. Kerana jika membuat andaian2 sendiri itu namanya tidak bijak. Wallahu a’lam  🙂

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” Surah Al A’raaf : Ayat 187

Tanda-tanda awal / kecil kiamat (alamat sughra)

– Seorang hamba sahaya perempuan dikahwini tuannya.

– Orang-orang miskin dan pekerjaannya mengembala kambing tiba-tiba menjadi para pemimpin manusia banyak.

Lagi

Hakikat karamah wali Allah dan wali syaitan

13 Komen


Definisi Karamah

Karamah (atau dalam bahasa Melayunya ‘keramat’) adalah kejadian di luar kebiasaan (tabiat manusia) yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba tanpa disertai pengakuan (pemiliknya) sebagai seorang nabi, tidak memiliki pendahuluan tertentu berupa doa, bacaan, ataupun dzikir khusus, yang terjadi pada seorang hamba yang shalih, baik dia mengetahui terjadinya (karamah tersebut) ataupun tidak, dalam rangka mengukuhkan hamba tersebut dan agamanya. (Syarhu Ushulil I’tiqad 9/15 dan Syarhu Al Aqidah Al Wasithiyah 2/298 karya Asy Syaikh Ibnu Utsaimin)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Dan termasuk dari prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini adanya Karomah para wali dan apa-apa yang Allah perbuat dari keluar biasaan melalui tangan-tangan mereka baik yang berkaitan dengan ilmu, mukasyafat (mengetahui hal-hal yang tersembunyi), bermacam-macam keluar biasaan (kemampuan) atau pengaruh-pengaruh.” (Syarah Aqidah Al Wasithiyah hal.207).

Karomah ini tetap ada sampai akhir zaman dan terjadi pada umat ini lebih banyak daripada umat-umat sebelumnya, yang demikian itu menunjukan keredhaan Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya dan sebagai pertolongan baginya dalam urusan dunianya atau agamanya. Namun bukan bererti Allah Ta’ala benci terhadap orang-orang yang tidak nampak karamah padanya.

Perkara “Karamah” ini telah tsabit (tetap) secara nash baik dalam Al Qur’an mahupun Sunnah bahkan juga secara kenyataan.

Kepada siapakah Karamah ini diberikan?

Karamah ini Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman serta bertaqwa kepada-Nya, yang disebut dengan wali Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman ketika menyebutkan tentang sifat-sifat wali-wali-Nya :

أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

(Ertinya): “Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, iaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa”. (QS. Yunus: 62-63)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala mengkhabarkan tentang keadaan wali-wali-Nya dan sifat-sifat mereka, iaitu: “Orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan hari akhir serta beriman dengan takdir yang baik mahupun yang buruk.”

Kemudian mereka merealisasikan keimanan mereka dengan melakukan ketakwaan dengan cara melakukan segala perintah Allah Ta’ala dan meninggalkan segala larangan-Nya. (Taisir Karimir Rahman karya As Sa’di hal, 368)

Lagi

HAKIKAT SEKULARISME DAN KAEDAH PENYEBARANNYA

5 Komen


OLEH: IRWAN BIN MOHD SUBRI

Sekular atau dalam bahasa arabnya dipanggil “al-‘Ilmaniyyah” diambil dari perkataan ilmu (dalam bahasa arab = ‘ain, lam dan mim). Kononnya dari segi mafhum, ia bermaksud mengangkat martabat ilmu, jadi ia tidak bercanggah dengan mafhum Islam yang juga menjadikan ilmu sebagai satu perkara penting bagi manusia dan menyeru kepada ilmu sejak wahyu pertama lagi. Tetapi sebenarnya penterjemahan kalimah sekular kepada “al-‘Ilmaniyyah” hanyalah satu tipu daya dan berselindung di sebalik slogan ilmu. Sebenarnya kalau diperhatikan makna tersirat bagi sekular ialah “al-Ladiniyyah” yakni tanpa agama atau “al-La’aqidah” yakni tanpa akidah. Tokoh pemikir Islam Prof. Dr. Yusuf al-Qardhawi pernah menyebut perkara ini di dalam penulisannya tentang sekularisme.

Lagi

Benarkah Dukun Mengetahui Perkara Ghaib?

4 Komen


Oleh:  Muhammad Abdurrahman Al Khumayyis

Pembaca,

Biarpun dunia telah memasuki zaman millennium, yang kata orang sebagai zaman serba canggih dengan segala perangkatnya. Ternyata tidak sedikit orang yang terjebak dan mempercayai permainan omong kosong apa yang disebut dengan nama ‘dukun’. Ada yang menyebutnya dengan istilah ‘orang pintar’, paranormal maupun tukang ramal nasib. Yang dipercayai dapat mengetahui nasib seseorang atau perihal ghaib lainnya. Bukankah hal itu tidak lebih sebagai tipu daya belaka terhadap pasien atau orang-orang yang bertanya dan mempercayai kepadanya. Lantas, bagaimanakah sang dukun mengetahui hal yang ghaib? Apakah hal-hal ghaib bisa dipelajari?

Lagi

Older Entries