Yesus (Nabi Isa a.s) bukan Tuhan – Bahagian kedua

541 Komen


……. Sambungan dari    Jesus (Nabi Isa a.s) bukan Tuhan

Assalaamu’alaikum w.b.t……. Oleh kerana blog ini masih lagi sentiasa diserang oleh pihak Kristian, walaupun saya sudah cuba untuk menyepikan diri dari bercakap tentang Kristologi ini, maka saya lanjutkan perbicaraan lagi.   Semoga kamu beroleh HIDAYAH dariNya, amiin.

Berikut ditambahkan lagi fakta-fakta bahawa Yesus itu bukannya Tuhan dan dia adalah seorang Rasul Allah yang mulia;

–  Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanak Ishak, Ishak memperanak Yakub, Yakub memperanak Yehuda dan saudara-saudaranya. Yakub memperanak Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kritus (Matius 1 : 1 ).

Kenapa tidak ada Allah dalam Silsilah keturunan Yesus itu??

kenapa semuanya manusia??

Maka JELAS bagi mereka yang punya akal, bahawa yesus adalah keturunan MANUSIA

–   “Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Matius 2:6)

Ini maknanya Yesus diNUBUWWAH kan oleh Tuhan menjadi Nabi kepada umat israel

Setiap yang diNUBUWWAHKAN adalah pasti BUKAN TUHAN

NuBUWWAH itu maknanya menjadikan dia NABI, perkataan Arab tu

Lagi

Larangan syirik / mengadakan sekutu bagi Allah S.w.t

14 Komen



أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلاً۬ كَلِمَةً۬ طَيِّبَةً۬ كَشَجَرَةٍ۬ طَيِّبَةٍ أَصۡلُهَا ثَابِتٌ۬ وَفَرۡعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ


تُؤۡتِىٓ أُڪُلَهَا كُلَّ حِينِۭ بِإِذۡنِ رَبِّهَا‌ۗ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَڪَّرُونَ

shahada001“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” Surah Ibrahim : Ayat 24 – 25

Firman Allah s.w.t.:

فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادً۬ا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ…….

“Maka janganlah kamu membuat sekutu untuk Allah padahal kamu mengetahui (bahawa Allah adalah maha Esa)” Surah Al Baqarah : Ayat 22

Ibnu Abbas r.a. dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan: “membuat sekutu untuk Allah adalah perbuatan syirik, suatu perbuatan dosa yang lebih sulit untuk dikenali dari pada semut kecil yang merayap di atas batu hitam, pada malam hari yang gelap gulita. Iaitu seperti ucapan anda: ‘demi Allah dan demi hidupmu wahai fulan, juga demi hidupku’, Atau seperti ucapan: ‘kalau bukan kerana anjing ini, tentu kita didatangi pencuri pencuri itu’, atau seperti ucapan: ‘kalau bukan kerana angsa yang dirumah ini, tentu kita didatangi pencuri-pencuri tersebut’, atau seperti ucapan seseorang kepada kawan-kawannya: ‘ini terjadi kerana kehendak Allah dan kehendakmu’, atau seperti ucapan seseorang: ‘kalaulah bukan kerana Allah dan fulan’.

“Oleh kerana itu, janganlah kamu menyertakan “si fulan” dalam ucapan-ucapan di atas, kerana boleh menjatuhkan kamu ke dalam kemusyrikan.” Hadith Riwayat Ibnu Abi Hatim

Lagi

Antara tanda-tanda kiamat dan peristiwa akhir zaman

87 Komen


Dinasihatkan juga agar berjumpa dengan ustaz2 dan ulamak2 yang muktabar bagi mendapat penjelasan tentang hadith2 ini. Kerana jika membuat andaian2 sendiri itu namanya tidak bijak. Wallahu a’lam  🙂

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” Surah Al A’raaf : Ayat 187

Tanda-tanda awal / kecil kiamat (alamat sughra)

– Seorang hamba sahaya perempuan dikahwini tuannya.

– Orang-orang miskin dan pekerjaannya mengembala kambing tiba-tiba menjadi para pemimpin manusia banyak.

Lagi

Hakikat karamah wali Allah dan wali syaitan

13 Komen


Definisi Karamah

Karamah (atau dalam bahasa Melayunya ‘keramat’) adalah kejadian di luar kebiasaan (tabiat manusia) yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba tanpa disertai pengakuan (pemiliknya) sebagai seorang nabi, tidak memiliki pendahuluan tertentu berupa doa, bacaan, ataupun dzikir khusus, yang terjadi pada seorang hamba yang shalih, baik dia mengetahui terjadinya (karamah tersebut) ataupun tidak, dalam rangka mengukuhkan hamba tersebut dan agamanya. (Syarhu Ushulil I’tiqad 9/15 dan Syarhu Al Aqidah Al Wasithiyah 2/298 karya Asy Syaikh Ibnu Utsaimin)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Dan termasuk dari prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini adanya Karomah para wali dan apa-apa yang Allah perbuat dari keluar biasaan melalui tangan-tangan mereka baik yang berkaitan dengan ilmu, mukasyafat (mengetahui hal-hal yang tersembunyi), bermacam-macam keluar biasaan (kemampuan) atau pengaruh-pengaruh.” (Syarah Aqidah Al Wasithiyah hal.207).

Karomah ini tetap ada sampai akhir zaman dan terjadi pada umat ini lebih banyak daripada umat-umat sebelumnya, yang demikian itu menunjukan keredhaan Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya dan sebagai pertolongan baginya dalam urusan dunianya atau agamanya. Namun bukan bererti Allah Ta’ala benci terhadap orang-orang yang tidak nampak karamah padanya.

Perkara “Karamah” ini telah tsabit (tetap) secara nash baik dalam Al Qur’an mahupun Sunnah bahkan juga secara kenyataan.

Kepada siapakah Karamah ini diberikan?

Karamah ini Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman serta bertaqwa kepada-Nya, yang disebut dengan wali Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman ketika menyebutkan tentang sifat-sifat wali-wali-Nya :

أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

(Ertinya): “Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, iaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa”. (QS. Yunus: 62-63)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala mengkhabarkan tentang keadaan wali-wali-Nya dan sifat-sifat mereka, iaitu: “Orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan hari akhir serta beriman dengan takdir yang baik mahupun yang buruk.”

Kemudian mereka merealisasikan keimanan mereka dengan melakukan ketakwaan dengan cara melakukan segala perintah Allah Ta’ala dan meninggalkan segala larangan-Nya. (Taisir Karimir Rahman karya As Sa’di hal, 368)

Lagi

Mengenal Allah S.w.t

1 Komen


Oleh : Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah an Nawawi

Tak kenal maka tak cinta, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya.

Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua?

Kalau mengenal Allah sebatas di masjid, di majlis dzikir, atau di majlis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan, barangkali akan terlontar pertanyaan demikian.

Yang dimaksud dalam pembahasan ini iaitu mengenal Allah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita boleh mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problem hidup.

Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah tetapi mereka selalu bermaksiat kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau keadaannya demikian? Dan apa ertinya kita mengenal Allah sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya?

Lagi

Older Entries